Bulan

📅 Juni 17, 2024

Rahh, suratku kali ini aku tulis menjelang tengah malam, sengaja, sebab mataku seolah-olah tak mau kuncup, jadi panjang suratnya kali ini tergantung waktu insomniaku. Aku tahu kamu juga pasti belum tidur kan?

Aku tulis surat ini sambil diiringi “Nocturne No. 2” Chopin, sengaja itu yang aku pilih sebab aku tau kalau Sita sering mendengarnya, entah sedang membayangkan dia apa waktu mendengarkannya.

Ngomong-ngomong aku mau cerita sesuatu padamu Rahh, soal susah tidur. Dulu waktu masih kecil, aku enteng sekali tertidur, lho. Sebab selalu aku ditembangi ibuku sebelum tidur, ubun-ubun ku sambil dielusnya, suaranya bagai nyanyian lembut, tunggal nadanya, seakan-akan Loreley namun bedanya kali ini bukan kapal di lautan yang dibuatnya tenggelam, alih-alih kapal kelopak mataku. Dia terus mengucapkan kalimat yang berulang-ulang, suaranya lebih indah dari Chopin yang sedang aku dengar sekarang, suaranya lebih nyaman dari angin sepoi-sepoi yang dikipaskan pada raja raja, suaranya lebih halus dari bulu dada merpati yang kamu kasih makan remah roti tiap sore. Kamu bilang aku terlalu melebih-lebihkan, Rahh? Biar saja, sebab yang paling berharga bagi anak laki-laki memang selalu tentang ibunya, setelah itu baru yang lain.

Tentang bulan, Raah, kamu masih suka memperhatikannya, kan? Malam ini bulannya tidak terlihat, ya? Purnama baru sempurna tanggal 25 nanti. Sebenarnya aku malah senang. Sebab aku tau tanpa bulan ternyata aku masih bisa menulis surat padamu rahh. Hmmm… aku jadi kepikiran sesuatu, rahh… Entah siapa yang menafsirkan, “i love you” dengan frasa “rembulan nya indah, ya?” (月が綺麗ですね | tsuki ga kirei desu ne) Dazai Osamu kah? Natsume Sōseki kah? Aku penasaran apa saat mengatakannya, dia sedang memikirkan rembulan atau kekasihnya ya? Sebab jika rembulannya tidak terlihat, seperti malam ini, apa dia masih bisa menggunakan frasa itu untuk mengatakan “i love you”.

Sudah sekian playlist aku dengar sambil menulis ini, aku masih juga belum mengantuk, mungkin karena aku belum menyampaikan maksudku yang sebenarnya dari surat ini.

-------------------------------------------------------------------------------------------

Rasanya baru kemarin sore aku ngide tulis surat untukmu, tau-tau sudah 4 buah yang aku kirim. Maka kamu baca suratku sambil memutar musiknya atau menyanyi lagu kesukaanmu, lalu tertawa kecil, kamu tersenyum. Pernah juga kamu tertawa mendengar leluconku tentang bunga matahari. kamu tahu itu aku hanya bercanda kan? sita.

-------------------------------------------------------------------------------------------

Sudah dulu ya rahhh.. Nampaknya kunang kunang dan bulan memintaku untuk tidur…

ngl button